Minggu, 21 Desember 2008

Another Sign

Aku tak punya cukup alasan untuk menghindari tugas ikut terlibat langsung dalam mendirikan SMK Grafika Ignasius Slamet Riyadi. Dilihat dari sudut pandang pembangunan bisnis pribadi, ini berarti aku mundur beberapa langkah. Aku harus 'bekerja' lagi dengan batasan-batasan waktu dan dihargai karena memberikan waktu itu. Tapi kalau dilihat dengan kacamata panggilan hidupku, ini sesuatu yang tak mungkin aku melarikan diri. Aku sudah dipersiapkan sekian lama untuk tugas-tugas macam ini. Mendirikan unit produksi percetakan di Solo bukan hal mudah tapi juga bukan sesuatu yang mustahil. Aku bagian dari Yayasan dan Yayasan memintaku untuk menangani unit ini, maka aku tidak akan lari dari tugas ini. Ini tanda lain dari bagaimana Allah tetap akan terus mengejarku sampai mana pun dan kapanpun. So, aku terima ini atas nama AMDG.

Selasa, 09 Desember 2008

Life Begins at Forty

Life Begins at Forty. Ini tentu bisa diartikan dengan seribu makna. Sejak dalam kandungan ibuku hidupku dimulai atau mungkin malah sejak sebelumnya entah kapan ketika hidupku ada dalam daftar rencana Allah. Yang jelas aku ada dan dimulai pada suatu titik. Aku percaya titik dimulainya kehidupanku itu bukan pada saat aku dilahirkan tanggal 8 Desember 1968 yang lalu. Entah kapan itu dimulainya, jejak-jejak sejarah hidupku mulai terlukiskan di tempat-tempat yang pernah aku diami atau lewati. Aku sudah tidak terbiasa melukiskannya dengan kata-kata pujian indah tapi memang ada setumpuk rahasia hidupku yang terekam dalam-dalam dalam setiap tempat yang pernah aku singgahi.

Tiap kali aku sampai pada tanggal 8 Desember, sejenak aku akan melihat bentangan liku-liku dan terang gelapnya perjalanan hidupku, perjalanan tubuh ragawiku dan perjalanan jiwa rohaniku. Sering terlintas aku menuliskan itu semua dengan judul "The Truth about Me". Rentetan kenyataan dan kebenaran tentang aku yang tidak semua orang mampu untuk menerimanya. Menerima dengan damai kenyataan tentang aku yang memang penuh dengan paradoks. Itu bisa tentang cinta, makna cinta dan mencintai yang aku hayati. Itu bisa tentang pribadi-pribadi yang ada di dalam hidupku. Itu bisa tentang bagaimana Allah membentuk aku dengan jalan panggilan yang sangat khusus. Itu bisa tentang apa aja yang ada yang pernah aku alami.

Orang bilang hidup dimulai pada umur 40. Aku sudah memulainya dan akan memulianya lagi dan lagi. Kali ini aku memulai dengan paradoks baru. Rencana hidupku begitu jelas tapi pada saat yang sama juga begitu gelap. Satu-satunya cara menjalaninya adalah dengan penuh iman dan penyerahan pada yang punya keseluruhan rangkaian hidupku. Paling tidak aku masih merasakan rahmat untuk mencintai yang masih sungguh indah. Dan ini akan selalu menjadi misteri dan rahasia hidup yang hanya diketahui oleh kesadaranku dan tentu saja diketahui oleh Allah yang maha tahu.

Sepuluh tahun yang lalu jiwaku masih selalu resah ingin menemukan belahannya. Kini ketika aku sudah pernah merasakan bertemu dengan belahan itu, aku semakin yakin bahwa bukan menemukan belahan jiwa itu tujuan aku ada di dunia ini. Menjalankan rencanaNya itu yang terutama dan jiwaku akan menemukan kepenuhannya hanya oleh kehadiran cintaNya.

Rabu, 03 Desember 2008

BENANG MERAH PANGGILAN HIDUP

Belakangan aku menyadari bagaimana penggalan-penggalan sejarah hidupku saling terkait. Bisa dikatakan aku dapat mulai melihat alur benang merahnya. Aku lahir di antara pohon-pohon - tanaman dan bukit-bukit Menoreh. Di dalam diriku mengalir jiwa petani. Aku suka dengan tanaman dan peternakan terutama ikan. Setelah kurang lebih 9 tahun belajar bekerja di dunia bisnis dengan menjadi karyawan, aku mulai mencoba berdiri sendiri membangun bisnis sendiri based on my hobby: njual ikan segar.

Aku mendapat kesempatan istimewa menjalani hidup sebagai calom pastor khususnya yang mengikuti jejak Santo Ignatius Loyola. Aku senang dengan spiritualitas. Setelah kurang lebih 20 tahun sejak aku punya impian mau menularkan praktik doa meditasi dan kontemplasi, aku menemukan bahwa Komunitas Sahabat Yesus adalah panggilanku. Aku menemani beberapa orang yang ingin mendalami spiritualitas Ignasian dan tentu saja harus bisa doa meditasi dan kontemplasi. Aku memakai bahasa seorang awam ketika berbicara masalah spiritualitas, dan itu cukup dimengerti.

Tapi aku pun dialiri darah bapak dan ibuku yang adalah guru, pendidik. Kini aku tak bisa menolak ketika diminta menjadi Wakil Ketua Yayasan Ignatius Slamet Riyadi yang akan mendirikan SMK Grafika - alih fungsi dari SMA Ignatius Slamet Riyadi. Tentu bukan kebetulan pula kalau aku dulu pernah bekerja di percetakan dan penerbitan sebagai Manager Produksi dan mengelola Perusahaan milik orang asing sebagai General Manager. Sekarang panggilanku amat jelas. Tidak mungkin mengatakan "aku ndak mau" ketika Yayasan meminta aku menjadi pengelola percetakan milik Yayasan yang akan menjadi tempat praktek para siswa dan menjadi bagian bisnis yang menguntungkan.

Tidak pula akan menolak ketika Dinas Pertanian Kota Surakarta mau mendirikan Asosiasi Pasar Tani ( ASPARTAN ) dan aku ditunjuk oleh ketuanya untuk menjadi sekretaris Asosiasi. Ini dunia bisnis riil yang sangat mendukung usaha bisnisku sendiri yang aku kelola di rumah. So, rupanya memang ada benang merah - bagaimana Allah membentuk dan memanggih aku. Tinggal bagaimana aku menjalaninya dengan penuh iman... dan perjuangan karena aku juga manusia yang hatinya mudah bengkok.

Hari-hari belakangan ini aku menyadari bahwa tugas panggilanku yang paling dekat adalah membangun keluarga yang telah dianugerahkan Allah kepadaku. Istri dan anak-anakku adalah panggilan pertamaku.