Kamis, 14 Mei 2009

Rosa Setigera


Rosa setigera

Climbing prairie rose, Climbing rose, Prairie Rose
Rosaceae (Rose Family)

The pink prairie rose has climbing branches 6–15 feet long, with straight, scattered prickles along the stems. Leaves are divided into 3–5 leaflets which are sharp-pointed and 13 inches long. The 5-petaled pink flowers are 2 inches across, with many yellow stamens. They grow in clusters at the end of stems, but often open 1 or 2 at a time. They sometimes grow in bowers extending 8 feet high and 10–15 feet long

Climbing or trailing;
Vulnerable - occurence at the fringe of its range or in restricted areas, but not a threatened species

Plant Characteristics
Duration: Perennial
Habit: Shrub
Leaf Retention: Deciduous
Size Class: 6-12 ft.
Size Notes: 6-15 feet tall.
Leaf Color: Dark Green
Autumn Foliage: yes
Fruit Color: Red

Bloom Information

Bloom Color: White , Pink
Bloom Time: May

Native Habitat: Open woodlands and thickets in Texas.

Growing Conditions
Water Use: Low
Light Requirement: Sun , Part Shade , Shade
Soil Moisture: Moist , Dry
CaCO3 Tolerance: Medium
Soil Description: Clay, Sand, Loam

Conditions Comments: Prairie rose is a thornless rose that is perfect for a location where it can ramble or climb. The single form, five petaled rosy flowers gradually fade to near-white creating a wonderful multi-hued effect. Many birds relish the showy, red fruit.

Texas comments: Prairie rose is a thornless rose that is perfect for a location where it can ramble or climb. Many birds relish the showy, red fruit. Older shoots and dead wood should be pruned after it blooms in the spring. The unwanted suckers should also be pruned out to keep this rose in check.

Benefit
Warning: Plant has thorns or prickles.
Conspicuous Flowers: yes
Fragrant Flowers: yes
Attracts: Birds
Deer Resistant: None

Selasa, 14 April 2009

SMK Grafika Solo

Untuk memperkenalkan SMK Ignatius Slamet Riyadi, sekolah membuat website baru : www.smkgrafikasolo.com. Diharapkan dengan munculnya web ini sekolah semakin exist di kota Solo.

Minggu, 22 Februari 2009

Menjadi - Melakukan - Mempunyai


Alih fungsi SMA ke SMK membawa konsekuensi perubahan yang tidak sederhana. Proses 'menjadi' ini harus dipahami sungguh oleh semua elemen. Lebih-lebih untuk Kepala Sekolah yang baru, yang harus menjadi motor penggerak perubahan dan peralihan. Ia harus memahami bahwa 'menjadi' SMK itu tidak sekedar 'melakukan' hal-hal yang dilakukan oleh mereka yang mengelola SMK. Proses 'menjadi' ini berarti mulai dari cara berpikirnya, yang akan mempengaruhi cara bertindak. 'Menjadi' kepala sekolah tidak sama dengan hanya sekedar melakukan apa yang biasa dilakukan kepala sekolah. Ini salah satu yang akan kulakukan, membantu semua untuk menyadari bahwa alih fungsi itu berarti perubahan yang menyentuh ke level 'menjadi' sehingga SMK yang baru bukan hanya SMA lama yang diberi nama SMK.

Rabu, 18 Februari 2009

Finding God in All Things



Tidak ada yang lebih istimewa dari acara pelantikan Kepala Sekolah SMK dan Kepala Unit Produksi SMK Ignatius Slamet Riyadi, Surakarta, kecuali bahwa Dia hadir di situ memberikan tugas dan harapan. Kehadiran-Nya begitu nyata di wajah-wajah semua yang datang,wajah-wajah yang penuh harapan dan iman akan sesuatu yang lebih baik. Ada damai di situ. Ada kepercayaan, ada cinta kasih, ada kesediaan, ada kesiap-sediaan. Tuhan Yesus yang bangkit meneguhkan panggilan kami. Ia hadir dalam segala sesuatu dan kita diajak melihat segala sesuatu dalam konteks kehadiran-Nya. AMDG

Senin, 16 Februari 2009

Sedikit Mengenai SMK Grafika

Sejarah Singkat

Yayasan “Slamet Riyadi” didirikan pada tahun 1949 untuk mewujudkan cita-cita bersama dalam mengembangkan dunia pendidikan oleh para tokoh awam Katolik di kota Surakarta. Mereka itu adalah Remigius Gabriel Soekadijo, Raden Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo, Dionysius Adisoedjana, Raden Ignatius Soenarto Hardjosoemarta, Raden Emmanuel Soeharlan Bratawijata, Raden Petrus Slamet Poedjowardojo dan Raden Ignatius Sudjasman Widyaparmaka. Mereka sepakat untuk mendirikan sebuah Yayasan yang berorientasi di bidang pendidikan dengan nama “Yayasan Slamet Riyadi”.

Pada awalnya mereka menyelenggarakan Sekolah Menengah Atas “Kanisius Petang”. Mula-mula SMA ini menampung anggota masyarakat yang sudah bekerja tetapi belum memiliki pendidikan formal setingkat pendidikan menengah atas. Dalam perjalanan selanjutnya sekolah menerima semua lulusan dari pendidikan tingkat SLTP. Nama “Kanisius Petang” dipakai karena beberapa alasan situasional pada saat itu. Pertama, untuk urusan dengan pemerintah dan berkaitan dengan subsidi dari pemerintah berupa guru-guru PNS, Yayasan Slamet Riyadi menginduk dan bernaung di bawah Yayasan Kanisius. Kedua, untuk melaksanakan program belajar mengajar, SMA Kanisius Petang, memakai gedung SLTP Kanisius I, Kusumoyudan, Surakarta. Ketiga, proses belajar mengajar dilaksanakan pada sore hari setelah kegiatan belajar SLTP selesai, maka disebutlah nama “Petang”.

Pada tanggal 1 Mei 1960 Yayasan Slamet Riyadi mendapat kepercayaan dari masyarakat Katolik di Boyolali untuk mengelola Sekolah menengah pertama yang bernama SMP Katolik Slamet Riyadi yang sebelumnya dikelola oleh Yayasan PGPM di Kabupaten Boyolali. SMP ini masih berjalan dengan baik hingga saat ini.

Sejak tahun 1976 Yayasan Slemat Riyadi sudah memiliki gedung baru di Kebalen Tengah No. 3, Surakarta, dan seluruh kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari, namun pemakaian nama “Kanisius Petang” masih berlangsung hingga tanggal 9 September 1999 pada saat Yayasan memutuskan untuk mengganti nama SMA Kanisius Petang menjadi SMA KATOLIK IGNATIUS SLAMET RIYADI Surakarta. Dua tahun sebelumnya tepatnya tanggal 1 Juli 1996 Yayasan Slamet Riyadi secara resmi tidak lagi bernaung di bawah Yayasan Kanisius.

Dengan pertimbangan banyak anggota masyarakat di Indonesia yang menggunakan nama “Yayasan Slamet Riyadi” maka sejak tanggal 24 Juli 2008 Yayasan Slamet Riyadi merubah nama menjadi “Yayasan Ignatius Slamet Riyadi Surakarta”. Dalam rangka ikut berpartisipasi di bidang pendidikan kejuruan yang sedang dikembangkan oleh Pemerintah khususnya Departeman Pendidikan Nasional, serta pencanangan Kota Surakarta sebagai kota Vokasi, Yayasan Ignatius Slamet Riyadi memutuskan untuk mengalihfungsikan pendidikan SMA menjadi SMK. Bidang keahlian yang dipilih adalah bidang keahlian grafika. Untuk itu mulai tahun ajaran 2009 – 2010 Yayasan sudah mulai menerima siswa baru untuk SMK Ignatius Slamet Riyadi.

SMK model ini akan lebih maju jika unit produksi atau bengkel praktek siswa dikelola terpisah oleh management yang terpisah dari sekolah. Artinya managemen bidang produksi di bawah langsung Yayasan dan berfungsi untuk menghasilkan uang dan untuk praktek industri langsung. Aku kebagian untuk mengurusi bagian produksi ini dengan harapan bisa menopang pembiayaan sekolah dan kesejahteraan seluruh karyawan. Karena aku juga anggota pengurus Yayasan maka aku juga berfungsi untuk membina semua karyawan khususnya di bidang spiritualitas Ignatian mengingat Yayasan dan Sekolah berlindung di bawah St. Ignatius Loyola.

Selasa, 20 Januari 2009

Transisi

Sudah dua minggu aku kerja kantoran lagi. Rasanya kok lebih capek daripada kerja di rumah melayani pembeli ikan. Kalau dilihat dari kegiatannya, secara fisik kerja di rumah jauh lebih berat.Tapi badan malah sehat. Kerja di Percetakan SMK lebih banyak mikir dan duduk menatap layar komputer, hasilnya badan mudah pegal-pegal dan masuk angin. Penyesuaian lagi dah...

Rabu, 07 Januari 2009

SMK IGNATIUS SLAMET RIYADI

Aku mulai aktif full timer di SMK Grafika pertama di SOLO sejak hari Senin, 5 Januari 2009. Aku mulai membangun "pondasi" unit percetakan dengan bersama-sama menggali visi-misi serta membangun hubungan antar personel agar terbentuk tim yang solid dan kepemimpinan yang kuat.