Selasa, 09 Desember 2008

Life Begins at Forty

Life Begins at Forty. Ini tentu bisa diartikan dengan seribu makna. Sejak dalam kandungan ibuku hidupku dimulai atau mungkin malah sejak sebelumnya entah kapan ketika hidupku ada dalam daftar rencana Allah. Yang jelas aku ada dan dimulai pada suatu titik. Aku percaya titik dimulainya kehidupanku itu bukan pada saat aku dilahirkan tanggal 8 Desember 1968 yang lalu. Entah kapan itu dimulainya, jejak-jejak sejarah hidupku mulai terlukiskan di tempat-tempat yang pernah aku diami atau lewati. Aku sudah tidak terbiasa melukiskannya dengan kata-kata pujian indah tapi memang ada setumpuk rahasia hidupku yang terekam dalam-dalam dalam setiap tempat yang pernah aku singgahi.

Tiap kali aku sampai pada tanggal 8 Desember, sejenak aku akan melihat bentangan liku-liku dan terang gelapnya perjalanan hidupku, perjalanan tubuh ragawiku dan perjalanan jiwa rohaniku. Sering terlintas aku menuliskan itu semua dengan judul "The Truth about Me". Rentetan kenyataan dan kebenaran tentang aku yang tidak semua orang mampu untuk menerimanya. Menerima dengan damai kenyataan tentang aku yang memang penuh dengan paradoks. Itu bisa tentang cinta, makna cinta dan mencintai yang aku hayati. Itu bisa tentang pribadi-pribadi yang ada di dalam hidupku. Itu bisa tentang bagaimana Allah membentuk aku dengan jalan panggilan yang sangat khusus. Itu bisa tentang apa aja yang ada yang pernah aku alami.

Orang bilang hidup dimulai pada umur 40. Aku sudah memulainya dan akan memulianya lagi dan lagi. Kali ini aku memulai dengan paradoks baru. Rencana hidupku begitu jelas tapi pada saat yang sama juga begitu gelap. Satu-satunya cara menjalaninya adalah dengan penuh iman dan penyerahan pada yang punya keseluruhan rangkaian hidupku. Paling tidak aku masih merasakan rahmat untuk mencintai yang masih sungguh indah. Dan ini akan selalu menjadi misteri dan rahasia hidup yang hanya diketahui oleh kesadaranku dan tentu saja diketahui oleh Allah yang maha tahu.

Sepuluh tahun yang lalu jiwaku masih selalu resah ingin menemukan belahannya. Kini ketika aku sudah pernah merasakan bertemu dengan belahan itu, aku semakin yakin bahwa bukan menemukan belahan jiwa itu tujuan aku ada di dunia ini. Menjalankan rencanaNya itu yang terutama dan jiwaku akan menemukan kepenuhannya hanya oleh kehadiran cintaNya.

1 komentar:

mywomanhoodjourney mengatakan...

Happy Birthday..
Happy for you. Salam buat Rina and princesses.. :-)